Sejarah Suku Minahasa (2)
Oleh: Hardy Saerang
(hardysaerang.wordpress.com)
Asal Usul Minahasa Menurut Para
Peneliti
Daerah Minahasa dari Sulawesi Utara
diperkirakan telah pertama kali dihuni oleh manusia dalam ribuan tahun SM an
ketiga dan kedua. [6] orang Austronesia awalnya dihuni China selatan sebelum
pindah dan menjajah daerah di Taiwan, Filipina utara, Filipina selatan, dan ke
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. [7]
Asal Usul Minahasa Menurut Para PenelitiDAERAH Minahasa di Sulawesi Utara diperkirakan pertama kali telah dihuni oleh manusia sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Para peneliti memperkirakan suku bangsa Minahasa berasal dari Formosa Taiwan, keturunan suku bangsa Austronesia dari Formosa Taiwan, yang melakukan perjalanan panjang melalui Filipina dan terus ke Sulawesi. Banyak terdapat kemiripan bahasa dari bahasa Minahasa dengan bahasa-bahasa di Formosa di Taiwan.
SUKU MINAHASA
Menurut pendapat Tandean, seorang ahli bahasa dan huruf Tionghoa Kuno, 1997, melakukan penelitian pada Watu Pinawetengan. Melalui tulisan Min Nan Tou yang terdapat di batu itu, ia mengungkapkan, tou Minahasa diperkirakan merupakan keturunan Raja Ming yang berasal dari tanah Mongolia, yang datang berimigrasi ke Minahasa. Arti dari Min Nan Tou adalah orang turunan Raja Ming. Tapi pendapat tersebut dianggap lemah menurut David DS Lumoindong, karena kalau Minahasa memang berasal dari keturunan Raja Ming, maka ilmu pengetahuan dan kebudayaan Kerajaan Ming yang sudah pada taraf maju seharusnya terlihat pada Peninggalan Arsitektur Minahasa ditahun 1200-1400, tetapi kenyataannya peninggalan atau kebudayaan zaman Ming tidak ada satupun di Minahasa, jadi pendapat Tandean lemah untuk digunakan sebagai dasar dalam penulisan Sejarah Asal Usul Suku Minahasa. Sedangkan berdasarkan pendapat para ahli A.L.C Baekman dan M.B Van Der Jack, orang Minahasa berasal dari ras Mongolscheplooi yang sama dengan pertalian Jepang dan Mongol ialah memiki lipit Mongoloid dan kesamaan warna kulit, yaitu kuning langsat. Persamaan dengan Mongol dalam sistem kepercayaan dapat dilihat pada agama asli Minahasa Shamanisme sama seperti Mongol.
Dan juga dipimpin oleh walian (semacam pendeta/pemimpin agama) yang langsung dimasuki oleh opo. Agama Shamanisme ini memang dipegang teguh secara turun temurun oleh suku Mongol dan terlihat juga kemiripan dengan agama asli suku Dayak di Kalimantan, dan Korea.
Berdasarkan pendapat para ahli diantaranya A.L.C Baekman dan M.B Van Der Jack yaitu berasal dari ras Mongolscheplooi yang sama dengan pertalian Jepang dan Mongol ialah memiki lipit Mongolia. Memang bangsa mongol terkenal dengan dengan gaya hidup berperang dengan menguasai 1/2 dunia saat dipimpin oleh Genghis Khan, dan bangsa Mongol menyebar tidak terkecuali pergi ke Manado. Persamaan dengan Mongol dalam sistem kepercayaan dapat dilihat pada agama asli Minahasa Shamanisme sama seperti Mongol. Dan juga dipimpin oleh Walian yang langsung dimasuki oleh opo. Agama Shamanisme ini memang dipegang teguh secara turun temurun oleh suku Mongol. Dapat dilihat juga di Kalimantan Dayak, dan Korea.
Jadi orang Minahasa memang berasal dari keturunan ras Mongoloid, tetapi bukan orang Mongol. Ras ini juga terdapat pada suku Dayak, Nias dan Mentawai. Ras Mongoloid tersebut diperkirakan berasal dari Formosa Taiwan. Namun memang orang Minahasa sudah tidak murni dari Mongol saja, namun sudah campuran Spanyol, Portugis, dan Belanda yang diketahui keturunan Yahudi, namun lebih dipengaruhi oleh Kristen. Sebenarnya aslinya Suku Minahasa dari Mongol yang terkenal dengan kehebatan perang, dan Yahudi yang terkenal dengan kecerdasannya. Memang Belanda sebagi Yahudi yang masuk ke Indonesia hanya mendirikan 1 tempat ibadah di Indonesia silahkan lihat Sinagog di Tondano.

Suku Minahasa terbagi atas sembilan subsuku yaitu: 1.Babontehu, 2.Bantik, 3.Pasan Ratahan (Tounpakewa), 4.Ponosakan, 5.Tonsea, 6.Tontemboan, 7.Toulour, 8.Tonsawang, 9.Tombulu
Nama Minahasa mengandung suatu kesepakatan mulia dari para leluhur melalui musyawarah dengan ikrar bahwa segenap tou Minahasa dan keturunannya akan selalu seia sekata dalam semangat budaya Sitou Timou Tumou Tou. Dengan kata lain tou Minahasa akan tetap bersatu (maesa) dimanapun ia berada dengan dilandasi sifat maesa-esaan (saling bersatu, seia sekata), maleo-leosan (saling mengasihi dan menyayangi), magenang-genangan (saling mengingat), malinga-lingaan (saling mendengar), masawang-sawangan (saling menolong) dan matombo-tomboloan (saling menopang). Inilah landasan satu kesatuan tou Minahasa yang kesemuanya bersumber dari nilai-nilai tradisi budaya asli Minahasa (Richard Leirissa, Manusia Minahasa, 1995).
Jadi walaupun orang Minahasa ada di mana saja pada akhirnya akan kembali dan bersatu, waktu itu akan terjadi pada akhir jaman, yang tidak seorangpun yang tahu. Seperti Opo Karema pernah kasih amanat Keturunan kalian akan hidup terpisah oleh gunung dan hutan rimba. Namun, akan tetap ada kemauan untuk bersatu dan berjaya.
Pada tahun masehi kira-kira awal abad 6, orang Minahasa telah membangun Pemerintahan Kerajaan di Sulawesi Utara yang berkembang menjadi kerajaan besar. Kerajaan ini memiliki pengaruh yang luas ke luar Sulawesi hingga ke Maluku. Pada sekitar tahun 670, para pemimpin dari suku-suku yang berbeda, dengan bahasa-bahasa yang berbeda, bertemu di sebuah batu yang dikenal sebagai Watu Pinawetengan. Di sana mereka mendirikan sebuah komunitas negara merdeka, yang membentuk satu unit dan tetap bersatu untuk melawan setiap musuh dari luar jika mereka diserang. Bagian anak suku Minahasa yang mengembangkan pemerintahannya sehingga memiliki pengaruh luas adalah anak suku Tonsea pada abad 13, yang pengaruhnya sampai ke Bolaang Mongondow dan daerah lainnya. Kemudian keturunan campuran anak suku Pasan Ponosakan dan Tombulu membangun pemerintahan kerajaan yang terpisah dari ke empat suku lainnya di Minahasa.
ETIMOLOGI SUKU MINAHASA DARI CERITA
RAKYAT
Indonesia, Sulawesi Utara, Manado.
Suku asli di sana adalah Minahasa, lalu dari mana asalnya nenek moyang suku
Minahasa? menurut cerita mitos, mitos adalah cerita suci, sakral dan tidak
sembarang di ceritakan. Nenek moyang suku Minahasa adalah Dewi Bumi dan Dewa
Matahari yang akhirnya melahirkan keturunan Minahasa, cerita ini diceritakan
dalam bahasa daerah dan yang mengetahui hanyalah para Walian yang memang
ditunjuk oleh Opo secara turun-temurun. Biasanya cerita ini diceritakan secara
umum pada saat upacara Rumages, menjadi cerita Toar Lumimuut. Toar Dewa
Matahari yang selalu menyinari Minahasa dan Lumimuut Dewi Bumi yang memberikan
kesuburan pada tanah Minahasa dan keturunan.
Berikut cerita singkat tentang Mitos
Minahasa yang dapat saya ceritakan karena cerita lebih lengkapnya memang hanya
rahasia dan cuma di ceritakan secara turun temurun. Karena jika diceritakan
akan terjadi banyak pertanyaan yang akan susah dijelaskan lebih lanjut misalnya
Dewi Bumi ini pada bahasa asli Astoreth dalam Alkitab. Sayapun hanya bisa
menceritakan begini saja mengenai mitos.
Lalu darimana nenek moyang Minahasa
pada awal mulanya? jika cerita berdasarkan fakta?.Dari pendapat Tandean,
seorang ahli bahasa dan huruf Cina Kuno, 1997 datang meneliti di Watu
Pinawetengan. Melalui tulisan Min Nan Tou yang terdapat di batu itu, ia
mengungkapkan, tou Minahasa merupakan turunan Raja Ming dari tanah Mongolia
yang datang berimigrasi ke Minahasa. Arti dari Min Nan Tou adalah orang turunan
Raja Ming dari pulau itu. Namun aneh juga seperti diketahui Dinasti Ming
bukanlah orang Mongolia justru Dinasti Ming adalah yang mengganti Dinasti Yuan
yang dipimpin bangsa Mongol, oleh Kubilai Khan.
Berdasarkan pendapat para ahli
diantaranya A.L.C Baekman dan M.B Van Der Jack yaitu berasal dari ras
Mongolscheplooi yang sama dengan pertalian Jepang dan Mongol ialah memiki lipit
Mongolia. Memang bangsa mongol terkenal dengan gaya hidup berperang dengan
menguasai 1/2 dunia saat dipimpin oleh Genghis Khan, dan bangsa Mongol menyebar
tidak terkecuali pergi ke Manado. Persamaan dengan Mongol dalam sistem
kepercayaan dapat dilihat pada agama asli Minahasa Shamanisme sama seperti
Mongol. Dan juga dipimpin oleh Walian yang langsung dimasuki oleh opo. Agama
Shamanisme ini memang dipegang teguh secara turun temurun oleh suku Mongol.
Dapat dilihat juga di Kalimantan Dayak, dan Korea. (Bersambung)